Kamis, 17 Februari 2011

KARENA NILA SETITIK RUSAK SUSU SEBELANGA

Pepatah Karena nila setitik, rusak susu sebelanga,
yang artinya: hanya karena kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan.
Contoh: kesalahan satu orang dalam sebuah tim dapat menjatuhkan kekompakan seluruh angota tim.

Namun, pepatah ini tidak selamanya berlaku.

Jika kita menerapkan pepatah ini pada semua hal, justru akan merugikan kita.
Kita perlu berpikir cerdas, tidak menyamaratakan semua masalah, atau mengambil mudahnya saja.
Kita akan melewatkan banyak peluang untuk mendapatkan kebaikan jika menerapkan pepatah ini pada semua hal.
Bagaimana bisa? Dan bagaimana memilahnya kapan berlaku atau kapan tidak?

Memang benar, jika susu sebelanga kejatuhan setitik nila, maka jangan diminum. Sebab semua susu bisa terkontaminasi karena bersifat cair.
Zat dalam cairan akan mudah menyebar dan sulit dipisahkan. Tetapi tidak semua zat itu cair. Ada zat padat. Pada zat padat, hal ini tidak berlaku.

OK, sekarang kita lihat, kapan pepatah itu berlaku, dan kapan tidak dalam kehidupan sehari-hari.


Pertama: Mencampuradukkan Yang Hak dengan Yang Batil

Dan janganlah mencampuradukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahui” (QS. al-Baqarah:42)

Untuk hal kebatilan dan kebenaran, jelas ini berlaku.
Jangan menambahkan sesuatu yang batil dalam kebenaran yang kita lakukan.

Tentu saja perlu kajian agama yang mendalam untuk membahas masalah ini oleh para mufti atau ahlinya. Jangan bertanya kepada saya, saya bukan ahlinya


Kedua: Jika Racun Itu Bisa Dihilangkan, Maka Buang Racunnya SAJA

Anda tahu kopi luwak? Harganya mahal
Kopi luwak diambil dari (maaf) kotoran binatang luwak.
Meski kopi tersebut ada kotorannya, tetapi karena bisa dibuang, ya buang saja kotorannya. Bukan dengan kopinya, sayang, harganya mahal.

Kadang, banyak orang menilai orang lain atau kelompok lain dengan cara generalisasi. Saat sekali melakukan kesalahan atau segelintir orang melakukan kesalahan, langsung dianggap semuanya salah.
Padahal yang dinilainya adalah kelompok manusia, bukan kelompok Malaikat yang bebas kesalahan.
Jelas, orang yang suka melakukan hal seperti ini adalah orang yang berpikiran picik, seolah dirinya tidak pernah salah.


Ketiga: Saat Anda Melakukan Kesalahan, bukan Berarti Anda Orang yang Salah

Maksudnya begini:
Misalnya Kita melakukan kesalahan saat melakukan presentasi.
Ya, benar, cara penyampaian presentasi kita mungkin salah. Tetapi TIDAK berarti kita  akan melakukan kesalahan lagi atau melakukan kesalahan pada hal yang lain atau Anda menjadi orang yang selalu melakukan kesalahan.

Kesalahan yang kita  lakukan hanya terjadi pada pekerjaan itu dan satu waktu itu saja. BUKAN selamanya atau selalu salah.
Artinya, jika kita melakukan kesalahan, biasa-biasa saja. Tidak usah mencap diri menjadi orang yang tidak becus. Jika kita memperbaiki kesalahan, mungkin tidak akan diulangi lagi. Meski pun tetap, kita mungkin melakukan kesalahan lagi. Santai saja.


Teruskan berkarya, sebab salah itu manusiawi. 
Yang penting, kita terus belajar dari kesalahan-kesalahan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar